Pelajaran dari Elang dan Ayam

Di sebuah lereng gunung yang curam, ada sebuah sarang elang yang berisikan empat telur elang berukuran besar…

.

Suatu hari, gempa bumi telah menguncang gunung itu menyebabkan salah satu dari telur itu jatuh ke kandang ayam yang berada di lembah di bawah lereng itu.

.

Ayam-ayam pun tahu bahwa mereka harus melindungi telur elang itu. Kemudian, telur elang pun menetas dan seekor elang yang cantik pun terlahir.

Sebagai ayam, ayam-ayam itu pun membesarkan ELANG sebagai seekor AYAM…

.

Sang elang pun sangat menyukai tempat tinggal dan keuarganya itu, namun sepertinya ia merasa ada semangat untuk berteriak lebih keras dari sekedar jiwa ayam.

.

Hingga pada suatu hari, elang itu pun menatap langit dan melihat sekelompok elang-elang hebat terbang tingi melayang-layang.

.

“Oh…” teriak sang elang. “Andai saja aku bisa terbang tinggi seperti burung-burung itu.”

.

Ayam-ayam itu pun tertawa, “Kau tidak bisa terbang tinggi seperti mereka. Kau adalah seeokor AYAM dan ayam TIDAK BISA terbang.”

.

Elang itu pun terus menatap keluarganya yang sesungguhnya di angkasa sana, bermimpi mengkhayalkan ia bisa seperti mereka…

.

Setiap kali elang itu membicarakan tentang impian-impiannya, ia selalu diberitahu bahwa ia tidak akan bisa melakukannya.

.

Itulah yang dipelajari elang untuk diyakini… Seiring waktu, elang itu pun berhenti bermimpi dan kembali menjalani hidupnya sebagai ayam.

.

Akhirnya, setelah hidup lama sebagai seekor ayam, elang itu pun mati. Mati sebagai seekor ayam tanpa pernah bisa terbang tinggi…

.

Apa hikmahnya?

Mungkin saat ini kita juga merasakan hal yang sama seperti elang tersebut, saat kita ingin meraih sesuatu yang besar ada saja halangan dan perkataan orang di sekitar kita yang mematahkan semangat kita tersebut…

Kadang kita merasa hanya seperti ayam tersebut yang tidak dapat terbang tinggi, tidak memiliki kemampuan lebih, padahal tanpa disadari di dalam diri kita terdapat potensi yang besar untuk meraih kesuksesan yang kita inginkan.

.

Saat Anda merasa diri Anda tidak mampu meraih yang Anda impikan, saat itulah Anda memutuskan diri Anda sendiri untuk menjadi orang yang gagal.

Sumber