Alkisah, Dahulu kala ada seekor singa yang menjadi raja hutan yang sangat disegani. Saking gaharnya, rakyat hutan enggan berbicara dengan si raja.
Suatu hari, sang raja mengadu ke ibu singa perihal perilaku rakyatnya yang tidak mau berbicara apalagi menghadap kepadanya. Ibunya pun menyatakan bahwa rakyat hutan tak mau mendekat padanya karena tubuh raja bau.
Mendengar penjelasan ibunya, sang raja rimba itu sedikit murka. Dikumpulkanlah semua rakyatnya untuk membuktikan pernyataan itu. Yang pertama dipanggil adalah kijang. "Benarkah tubuhku bau?" Tanya raja. Si kijang menjawab seadanya bahwa tubuh raja memang bau, "Bau sekali raja," kata kijang. Raja murka, dihabisilah kijang itu.
Giliran kedua, anjing dipanggil maju. Ditanya raja dengan pertanyaan serupa, si anjing rupanya ingin mencari selamat. Dia bilang tubuh raja tidak bau bahkan justru harum sekali. Tak dinyana, ternyata si anjing juga dicabik-cabik sampe tewas karena menyinggung perasaan sang raja. "Wong ibuku aja bilang saya bau," kata raja.
Giliran ketiga, kancil dipanggil maju. Melihat kanan kirinya telah tewas kijang dan anjing, kancil juga khawatir berakhir tragis. Kancil memang cerdik, saat ditanya benarkah tubuh raja bau, dia jawab. "Maaf raja, saya lagi pilek tidak bisa membau,". Alhasil si kancil pun aman.
0 comments:
Post a Comment